Jumat, 25 Desember 2015

Pemenang Lomba Menulis Cerpen 2015

Assalamualaikum..

Selamat bagi teman-teman yang lolos dalam Lomba Menulis Cerpen 2015 dengan tema
"Segores Tinta Karena-Nya" dan yang berhasil meraih pemenang 1 2 dan 3 adalah...

Hitung Mundur ya..



10


9


8




7






6





5






4







3





2






1





...............................................

 :)
Siapa ya???




Yap, inilah pemenangnya.....



Satu,,
Dua..
Tiga...

Baiklah, yang berhasil memenangkannya dan berhak meraih hadiah
Juara 1 : Rp. 500.000+Sertifikat+Buku Terbit
Juara 2 : Rp. 350.000+Sertifikat+Buku Terbit
Juara 3:  Rp. 250.000+SErtifikat+Buku Terbit


Semua kontributor menerima e-sertifikat

Bismillah..

Juara III
Tonggak Surau
Riki Eka Putra



Juara II
_
_
_
_
_
_
Akhwat Sesungguhnya
Vivi Avri Oviani


 dan...
Juara I...
...
..
..
...
..
...
Siapa ya???
Hayoo siapa??

Coba Tebak,,

Bismillah,,

 ..
..
..
..
Juara I ..
Aku Embrio Prematur
Merinda Faradiyanti..

..
..
Silahkan hub panitia terkait pengambilan hadiah
0877-7944-3434

Syukron jzk,,,
Semangat berkarya..
Salam Akrab Bersahabat :)
5,6 FM,

Minggu, 08 November 2015

Lomba Menulis Cerpen 2015 ( Semarak 22 Tahun Kemilau Cahaya FSDI)

1. Tema bebas dengan kriteria Menginspirasi, Motivasi, Islami
(boleh dipilih salah satu kritera tersebut)
2. Terbuka untuk umum, tiada batasan usia
3. Naskah ditulis menggunakan EYD yang benar
4. Naskah karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan
5. Posting info lomba di Fb dengan tag min 20 teman
6. Like Fp FSDI FIS UNP (Pemenang juga akan diinformasikan disana)
7. DL tanggal 30 November 2015
8. Format Naskah Times New Roman 12pt spasi 1,5 3-7 Halaman
9. Naskah dikirim dengan format RTF (Nama_Judul_No. HP)
ke email Syiramfsdi.15@gmail.com
10. Mengirimkan insert Rp. 10.000 ke rek 7076155927 (mandiri syariah)
2103.0210.76643-1 (Bank Nagari) a/n Vivi Muharifa Eka Putri
11.Konfirmasi pengiriman insert ke no 0877-7944-3434


Dbaca lagi syarat dan ketentuannya ya...

Rabu, 21 Oktober 2015

Semarak 22 Tahun Kemilau Cahaya FSDI

Semarak 22 Tahun Kemilau Cahaya FSDI

Semarak 22 Tahun Kemilau Cahaya FSDI

Opening Ceremony Big Bazaar Barokah FSDI (Forum Studi Dinamika Islam) FIS UNP (07/10) mengawali rangkaian kegiatan 22  tahun kemilau cahaya FSDI FIS UNP. Beberapa rangkaian kegiatan yang akan menyemarakkan milad FSDI ini diantaranya Talkshow Kepenulisan, TWITER 2 (Training Wawasan Islam Terpadu) lanjutan TWITER 1, Cooking Festival, Pelatihan Public Speaking dan akan ditutup dengan Seminar Nasional S2.
Nofrion, S. Pd, M. Pd, ketua prodi pendidikan geografi  sekaligus salah satu dari pembina FSDI ini melakukan pemotongan pita kemudian dilanjutkan dengan pemotongan kue tepat pada pukul 13.25. Meskipun OC nya dimulai setelah shalat Dzuhur, akan tetapi bazaar barokah telah ramai dikunjungi sedari pagi. Kehadiran bazaar barokah sangat di tunggu-tunggu sebagaimana Taman Baca FSDI yang telah ditutup beberapa bulan yang lalu.
Organisasi ini telah berdiri sejak tahun 1993, tepatnya 22 tahun silam dan telah mengembangkan sayapnya dikampus merah sehingga cukup di kenal sebagai organisasi bergengsi di kalangan civitas akademika UNP terkhususnya di Fakultas Ilmu Sosial UNP. Rivaldi, mahasiswa sosiologi 2012 selaku Ketua Umum beserta Dewan pengurus harian dan jajarannya berjumlah 81 orang yang berasal dari jurusan yang berbeda dalam waktu beberapa bulan ini telah berhasil mengangkat beberapa agenda besar, diantaranya Tabligh Akbar saat perayaan hari besar Islam nasional. Taman Baca FSDI, dimana taman baca yang di buka tidak hanya terkhusus bagi mahasiswa FIS namun untuk seluruh civitas akademika UNP termasuk dosen dan staff pengajar. Buku-buku yang ada di Taman Baca FSDI berasal dari milik pengurus FSDI sendiri.  Selanjutnya agenda yang telah terlaksana yaitu TMKS (Training Motivasi Kuliah Sukses) dan dihadiri sekitar 700 orang mahasiswa baru 2015. Muammar, mahasiswa Sosiologi 2013 selaku ketua pelaksana yang saat ini menjabat sebagai Koordinator kerohanian di BEM FIS UNP dan juga terlibat aktif dalam bidang Syiar Islam FSDI menyatakan bahwasanya kegiatan training ini diperuntukan bagi Mahasiswa Baru 2015 yang sedang membutuhkan motivasi kuliah sukses. Dimana sukses itu tidak hanya terkurung dalam artian yang sempit, namun memiliki makna yang luas. Selanjutnya, seminggu yang lalu telah dilaksanakan Training Wawasan Islam Terpadu episode pertama sekaligus Open Recruitment FSDI dengan jumlah peserta 180 mahasiswa angkatan 2014 dan 2015.
  
Big Bazaar Barokah ini diangkatkan oleh Bidang Ekonomi Syariah FSDI dalam rangka melatih jiwa enterpreneur mahasiswa khususnya bagi pengurus FSDI. Selain itu juga bertujuan untuk menjalin silaturrahim dengan seluruh civitas akademika UNP dan memberikan pelayanan dalam berbagai kebutuhan. “Harapan saya, melalui big bazaar barokah ini kita akan semakin lebih akrab dengan seluruh masyarakat kampus. Beberapa barang yang di jajakan saat bazaar ini diantaranya yaitu menyediakan buku-buku bacaan baik buku kuliah, buku islami, novel. Selain dari buku juga ada menjual pakaian, souvenir, perlengkapan muslimah seperti manset tangan, kaus kaki, jilbab, mukenah dan menjual barang elektronik berupa mouse, headset dan sebagainya” jelas Maryanti salah satu anggota bidang ekonomi syariah yang saat ini juga tengah menjabat sebagai bendahara BEM FIS UNP.
Kegiatan OC ini bersamaan dengan FSDI berbagi. Dimana bidang-bidang di FSDI berbagi cendramata kepada konsumen dan mahasiswa yang berada di sekitar bazaar. Hal ini menampakan kesolidan seluruh bidang-bidang di FSDI dalam menyemarakan milad FSDI ke 22. Diantaranya Bidang Pendidikan dan Keilmuan (BPK) membagi-bagikan pena sebagai simbolis betapa pentingnya pendidikan dan ilmu dalam kehidupan. Sebagaimana di dalam Quran Surat Al-Mujadilah 11 dijelaskan keutamaan orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan beberapa derajat. Bidang Kemuslimahan FSDI bagi-bagi PIN Muslimah.
Bidang Kaderisasi melakukan Open Recruitment FSDI yang kedua kalinya mengingat banyaknya mahasiswa baru yang masih ingin bergabung dengan FSDI. OR ini bersamaan dengan pendaftaran outbond FSDI. TWITER merupakan gerbang awal untuk menjadi anggota FSDI, dan masih ada gerbang-gerbang selanjutnya seperti TWITER 2, OUTBOND, magang di FSDI dan terakhir TMO (Training Manajemen Organisasi). Meskipun tidak seluruh mahasiswa yang berkesempatan menjadi pengurus harian di FSDI, bukan berarti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh FSDI hanya diperuntukkan bagi anggota FSDI. Namun fokus utama dari FSDI ialah bagaimana berbagi manfaat bagi seluruh civitas akademika dan masyarakat baik didalam maupun di luar kampus. Ukhuwwah Islamiyah, Islam mengajarkan bahwasanya semua muslim bersaudara. Selanjutnya Bidang Syiar Islam mengadakan kuis teka teki. Teka Teki Syiar dilaksanakan saat OC dengan hadiah voucher belanja 25.000-50.000 bagi pemenang. Banyaknya mahasiswa yang antusias untuk mengikuti teka-teki ini, bidang syiar Islam berinisiatif melanjutkannya kembali pada minggu akhir Oktober dalam acara Onstagram. \
Selain rangkaian agenda besar yang menyemarakkan milad FSDI, juga ada agenda mingguan yang rutin dilaksanakan setiap minggunya. OnStaGrAm (Obrolan Seputar Generasi Islam) dan Kantin Keilmuan setiap selasa pukul 16.20. FUNDAY (Forum Annisa Day) setiap hari jum’at pukul 11.15. kegiatan ini diperuntukan bagi mahasiswa UNP khususnya mahasiswa FIS dengan tujuan menambah wawasan keislaman mahasiswa. Dimana yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri ialah menciptakan insan yang bertakwa. Melalui FSDI diharapkan mahasiswa memperoleh wawasan keilmuan tidak hanya terfokus pada spritual tetapi mencakup setiap titik. FSDI FIS UNP lebih dikenal dengan jargonnya 5,61 FM Chanel Akrab Bersahabat dengan makna lima jurusan enam prodi dalam satu fakultas, Fakultas Merah. Fakultas merah disini adalah sapaan akrab bagi Fakultas Ilmu Sosial. Selanjutnya beragam kegiatan FSDI dapat dilihat dengan mengunjungi web FSDI FIS UNP yang telah terhubung di beberapa media sosial. Salam hangat, salam akrab bersahabat dari FSDI FIS UNP.
5,61 FM Channel Akrab Bersahabat
FSDI FIS UNP ..

Rabu, 30 September 2015

Kamis, 13 Agustus 2015

Pacaran Islami... Adakah?

♥ Pacaran Islami, ADAKAH ??? ♥

Pacaran, setiap kali kita mendengarnya akan terlintas dibenak kita sepasang anak manusia yang tengah dimabairahuk cinta dan dilanda asmara, saling mengungkapkan rasa sayang serta rindu. Lalu kenapa harus dipermasalahkan? Bukankah "ada pacaran islami" tanpa harus melanggar batasan-batasan syariat?
Dalam Islam memang tidak dikenal proses pacaran seperti apa yang dipahami kebanyakan remaja islam sekarang. Proses pacaran seringkali lebih banyak membawa mudharat daripada manfaat, bahkan seringkali membawa kepada perbuatan yang dilarang dalam agama,. Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak
berbentuk sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemu langsung.

Semua bentuk aktifitas itu cenderung bukanlah sebuah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.

Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

CINTA, FITRAH ANAK MANUSIA

Manusia diciptakan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala  dengan membawa fitrah (insting) untuk mencintai lawan jenisnya. sebagaimana firman-Nya, artinya,
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Âli-'Imrân: 14).

Berkata Imam Qurthubi, "Allah  memulai dengan wanita karena kebanyakan manusia menginginkannya, juga karena mereka merupakan jerat-jerat setan yang menjadi fitnah bagi kaum laki-laki, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Tiadalah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita." (HR. Bukhârî dan Muslim).

Oleh karena itu, wanita adalah fitnah terbesar dibanding yang lainnya. (Lihat Tafsîr al Qurthubî 2/20). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pun, sebagai manusia, tak luput dari rasa cinta terhadap wanita. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Disenangkan kepadaku dari urusan dunia wewangian dan wanita." (HR. Ahmad dan selainnya dengan sanad hasan).

Karena cinta merupakan fitrah manusia, maka Allah  menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan nikmat yang dijanjikan bagi orang-orang beriman di surga dengan bidadarinya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang shalihah." (HR. Muslim).
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, artinya, "Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (QS. Ar-Rahmân: 70).

Namun, Islam sebagai agama paripurna para rasul, tidak membiarkan fitnah itu mengembara tanpa batas, Islam telah mengatur dengan tegas bagaimana menyalurkan cinta, juga bagaimana batas pergaulan antara dua insan lawan jenis sebelum nikah, agar semuanya tetap berada dalam koridor etika dan norma yang sesuai dengan syari'at.

PACARAN BUKANLAH PENJAJAKAN/PERKENALAN

Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajagan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.

Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,
"Wanita itu dinikahi karena 4 hal: [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat." (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa' fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha' Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)

Selain empat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.

Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta'aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam
kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.

Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari
suasana romantis saat pacaran.

Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan
pengelabuhan.

Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.

ETIKA PERGAULAN LAWAN JENIS DALAM ISLAM

1. Menundukan Pandangan terhadap Lawan Jenis
Allah memerintahkan kaum laki-laki untuk menundukan pandangannya, sebagaimana firman-Nya, artinya, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nûr: 30).
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada wanita beriman, Allah berfirman, artinya, "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluan-nya." (QS. An-Nûr: 31).

2. Menutup Aurat
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nûr: 31).
Juga firman-Nya, artinya, "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzâb: 59).

3. Adanya Pembatas Antara Laki-laki dengan Wanita
Seseorang yang memiliki keperluan terhadap lawan jenisnya, harus menyampaikannya dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab." (QS. Al-Ahzâb: 53).

4. Tidak Berdua-duaan dengan Lawan Jenis
Dari Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya." (HR. Bukhârî 9/330, Muslim 1341).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda, "Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzî dengan sanad shahih).

5. Tidak Mendayukan Ucapan
Seorang wanita dilarang mendayukan ucapan saat berbicara kepada selain suami. Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya, "Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS. Al-Ahzâb: 32).
Berkata Imam Ibnu Katsîr—rahimahullâh, "Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh Allah kepada para istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta para wanita Mukminah lainnya, yaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam artian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya." (Tafsîr Ibnu Katsîr: 3/530).

6. Tidak Menyentuh Lawan Jenis
Dari Ma'qil bin Yasâr t berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR. Thabrânî dalam Mu'jam al Kabîr: 20/174/386).
Berkata Syaikh Al-Albânî—rahimahullâh, "Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (Ash-Shohîhah: 1/448).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lain. Dari 'Aisyah berkata, "Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat." (HR. Bukhârî 4891).

Inilah sebagian etika pergaulan laki-laki dengan wanita selain mahram, yang mana, apabila seseorang melanggar semuanya atau sebagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya." (HR. Bukhârî dan Muslim).

Padahal Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang bisa mendekati perzinaan. (Lihat Hirâsatul Fadhîlah oleh Syaikh Bakr Abu Zaid, hal. 94-98). Sebagaimana firman-Nya, artinya, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isrâ': 32).

Hukum Pacaran

Setelah memerhatikan ayat dan hadits di atas, maka tidak diragukan lagi bahwa pacaran itu haram, karena beberapa sebab berikut:
  1. Orang yang sedang pacaran tidak mungkin menundukan pandangannya terhadap kekasihnya. Awal munculnya rasa cinta itu pun adalah dari seringnya mata memandang kepadanya.
  2. Orang yang sedang pacaran tidak akan bisa menjaga hijab.
  3. orang yang sedang pacaran biasanya sering berdua-duaan dengan kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah
  4. Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya
  5. Pacaran identik dengan saling menyentuh antara laki-laki dengan wanita, meskipun itu hanya jabat tangan.
  6. Orang yang sedang pacaran, bisa dipastikan selalu membayangkan orang yang dicintainya.
Perhatikan kembali etika pergaulan dengan lawan jenis dalam Islam yang telah kami sebutkan di atas. Berapa poin pelanggaran yang dilakukan oleh orang pacaran? Dalam kamus pacaran, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkan pacaran, lalu bagaimana kalau semuanya?



Nggak Ada Pacaran Islami!
Memang betul, kalo dikatakan bahwa ada anak masjid yang meneladani tingkah James Van Der Beek dalam serial Dawson’s Creek tapi bukan berarti kemudian dikatakan ada pacaran islami. Itu nggak benar. Tetap saja, siapapun yang melakukan aktivitas maksiat, tetap saja berdosa. Jangan karena yang melakukan adalah anak masjid lalu ada istilah pacaran Islami. Nggak bisa, jangan-jangan nanti kalo anak masjid kebetulan lagi nongkrongin?  judi rolet, disebut judi islami? Wah gawat bin bahaya, Non!

Tapi mungkin bukan itu yang dimaksud. Kita yakin kok, kalo yang namanya pacaran secara ‘radikal’, pasti anak masjid nggak bakal melakukannya. Malu. Bisa jadi itu alasannya. Tapi masalahnya adalah bagaimana ketika mereka mengekspresikan rasa cintanya, karena beliau-beliau juga manusia seperti kita. Barangkali sebagian anak masjid menganggap boleh-boleh saja bila aktivitas pacaran itu tidak sebrutal pada umumnya. Boleh jadi itu dugaan dan anggapan. Disinilah perlunya pemahaman Islam yang benar dan tinggi. Jangan sampai aktivitas maksiat berubah menjadi halal hanya gara-gara pake embel-embel Islam. Nggak bisa dan memang nggak benar.

Tentu lucu bin menggelikan dong, bila suatu saat nanti teman-teman remaja yang berstatus anak masjid atau aktivis dakwah terkena ‘virus’ cinta kemudian mengekspresikan cintanya lewat pacaran. Tapi inget, aktivitas itu nggak bisa disebut pacaran islami, karena memang nggak ada istilah itu. Jangan salah sangka, mentang-mentang pacarannya pake jilbab, baju koko dan berjenggot, lalu mojoknya di masjid, kita sebut aktivitas pacaran Islami. Wah salah besar, itu. Dan yang jelas dosa besar!

Suer, kita juga nggak pernah dengar istilah daging babi islami, hanya gara-gara disembelihnya dengan menyebut nama Allah, misalkan. Ya nggak? Begitulah, tak ada istilah pacaran islami, seperti halnya tak ada istilah daging babi islami. Catet itu, Brur!

Lalu bagaimana dengan sepak terjang teman-teman remaja yang terlanjur menganggap aktivitas baku sayhwatnya sebagai pacaran islami? Tentu saja itu dosa. Sekali lagi dosa! Iya dong, soalnya siapapun yang melakukan kemaksiatan jelas dosa sebagai ganjarannya. Apalagi anak masjid. Malu-maluin aja.
Jadi memang pacaran islami itu nggak ada. Tapi kenapa istilah itu bisa muncul? Boleh jadi karena teman-teman remaja yang punya semangat keislaman tapi miskin tsaqofah Islamnya. Modalnya cuma semangat doang. Karuan saja itu sangat berbahaya. Bukan apa-apa, mencintai Islam nggak cukup modal semangat yang menyala. Ilmunya juga kudu dipelajari. Kalo nggak kenal, tentu saja kita nggak bakal sayang sama Islam. Makanya harus mengenal Islam lebih jauh. Supaya bisa ‘menyayanginya’. Bahkan akan membelanya jika ada orang yang berusaha memadamkan cahaya Islam. Remaja yang mencintai Islam tentu saja nggak bakal menodai Islam dengan aktivitas maksiatnya, seperti pacaran, misalkan. Itu nggak baik dan memang nggak bener. Kalo kamu dilanda cinta, kan nggak mesti diwujudkan dalam bentuk pacaran, iya, nggak??


Bagaimana Mengendalikan Cinta?
Siapa bilang cinta tak bisa dikendalikan? Bisa, Brur! Malah kalo tahu aturan mainnya enjoy saja, tuh. Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta karena memang terlalu memanjakan hawa nafsunya. Bener kan? Aduh, bila yang terjadi demikian, berarti memang rada-rada sulit untuk bisa mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk menyembuhkannya. Pantangan malah diterjang, ya, gawat. Gimana mau sembuh?

Memang betul, bila hati tengah dilanda cinta, serasa dunia milik sendiri dan cuma ingin membaginya kepada seseorang yang selalu ada di hati. Kemana saja dan di mana saja selalu ingat si dia (tapi hati-hati, jangan sampai lihat ’saudara-saudaranya’ di kebun binatang jadi ingat si dia juga). Malah tak jarang yang akhirnya harus menderita karena cinta pula.

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul “Raudhah Al Muhibbin wa Nuzhah Al Musytaqin” alias “Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu” mengutip sebuah kisah tentang ‘kuatnya’ cinta yang mampu membuat pelakunya tetap mencintai meski kekasihnya sudah di alam kubur. Heboh juga, ya? Atau kisah kasih Romeo and Juliet karya William Shakespeare yang evergreen alias selalu fresh. Sampai-sampai ada parodinya, Rojali dan Juleha, film Indonesia yang dibuat tahun 70-an dan dibintangi Benyamin S., Nanu “Warkop”, dan Ida Royani. Bukan hanya itu, Chris Klein, Leelee Sobieski, dan Josh Hartnett ikut menghangatkan film remaja paling anyar, Here on Earth pun bikin remaja dibuai dengan percintaan. Itulah fakta bahwa cinta memang bikin hidup lebih hidup (sori, nggak bermaksud nyontek pameo Losta Masta!)

Dan perlu diketahui ‘virus’ cinta bisa menimpa siapa saja, termasuk anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah/kampus. Iya, dong, soalnya mereka juga manusia. Bisa sedih, bisa gembira. Sangat mungkin untuk sakit hati, dan sekaligus bisa berbunga-bunga. Namun tentu saja kadar kesedihan dan kegembiraannya berbeda-beda satu sama lain. Nah, berkaitan dengan urusan cinta ini, anak masjid bukan berarti ‘ma’sum’ dari melakukan aktivitas itu. Bisa saja mereka berbuat begitu. Tapi tentu saja, akan sangat hebat bila ketaatan kepada Islam mampu menenggelamkan hawa nafsunya dari berbuat maksiat.
Disinilah perlunya ilmu untuk mengendalikan cinta supaya nggak liar tak karuan. Kalo liar bisa gawat. Apalagi menimpa anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah. Malu dong, kalo sampe aktivis dakwah pacaran. Bukan hanya memalukan, tapi juga dosa.

Setiap orang boleh mencintai dan dicintai. Itu haknya, termasuk remaja seusia kamu. Tapi bukan berarti kemudian menghalalkan segala cara, seperti melakukan pacaran. Brur, aktivitas itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kamu kan seorang muslim, masak mau melakukan tradisi yang bukan berasal dari Islam. Suer, budaya pacaran itu tak dikenal dalam kamus ajaran Islam. Nggak ada itu. Catet, ya!

Yakin deh, cinta itu bisa dikendalikan. Yang nggak bisa itu adalah dimatikan. Ini memang urusan hati. Jadi sejauh mana hati kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam gairah jiwa muda kita. Kamu tetap harus tahu aturan main dalam Islam. Wajib kamu ketahui, bahwa Islam tak pernah mengekang umatnya. Kalaupun ada aturan yang menurut kamu mengekang aktivitas kamu. Kamu jangan salah paham. Itu adalah upaya Islam untuk menyelamatkan umatnya. Ya, itulah ‘risiko’ kamu milih Islam, yang tentu saja itu adalah pilihan terbaik buat kamu.
Lalu bagaimana langkah riil dalam mengendalikan cinta? Begini sobat, hal yang paling mendasar sebagai seorang muslim kamu kudu beriman kepada Allah SWT. Dan keimanan kepada Allah itu bukan cuma mengimani keberadaan-Nya saja, yakni hubungan penciptaan (shilatul kholqi), tapi sekaligus harus ada hubungan ketaatan terhadap perintah-perintah Allah (shilatul awaamir). Nah, dengan kata lain, wajib taat terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36).

Ketaatan kamu itu akan menciptakan dinding yang tebal agar kamu tak tergoda untuk melihat atau melakukan aktivitas yang tak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Terus kamu juga kudu memahami bahwa perasaan cinta itu muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka langkah bijak dan logis adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda untuk melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran kamu tentang cinta yang liar sehingga kamu merasa gatal bila tak menempuh jalur pacaran untuk mengekspresikan cinta kamu. Sebaliknya kamu harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta terhadap lawan jenis kamu. Olah raga atau full ngurus pengajian, insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kamu untuk melakukan pacaran.


Pilih mana; Nikah atau Zina?
Idih, ngeri bin serem! Pilih nikah dong! Aman dan dapat pahala. Iya, nggak? Tapi sebentar, kita kan masih sekolah, masak mau nekat nikah, sih? Ya, itu persoalannya.
Jadi begini sobat, tadi kita sudah sepakat bahwa tak ada istilah pacaran islami. Betul, kan? Terus kamu juga sudah tahu bagaimana mengendalikan cinta. Masalahnya sekarang tak ada jalan lain bila kamu tetap ngotot ingin menyalurkan ‘aspirasi’ kamu kepada lawan jenis kecuali nikah. Nikah adalah sarana legal dan aman secara syar’i untuk menumpahkan kasih sayang kita seutuhnya kepada lawan jenis kita. Firman Allah SWT.:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar Ruum: 21)

Bahkan Al Quran juga menyisipkan larangan untuk berbuat zina. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al Isra: 32).
Inilah Al Quran pedoman yang paripurna yang bakal menyelamatkan kita.
Nah, itu memang tuntunan Al Quran. Tapi lain lagi dengan tuntunan para selebriti yang telah menancapkan pengaruhnya lewat perilaku hidupnya. Selebriti mana sih yang bersih dari perbuatan ini? Masih ragu-ragu menunjuk selebriti mana yang alim. Bukan apa-apa, ketika ia memilih karir dan ‘pekerjaan’ sebagai artis, sejak saat itulah ia mulai melangkah meninggalkan ajaran Islam yang suci. Terus terang, sudah menjadi rahasia umum kan bila mayoritas kehidupan kaum selebritis akrab dengan kemaksiatan.

Celakanya, remaja sekarang justeru mencontek abis gaya hidup artis pujaannya. Termasuk sebagian anak masjid, lho. Disinilah perlunya pemahaman Islam. Kembali ke urusan cinta. Memang bila kamu tetap ngotot ingin berkasih-sayang dengan putri pujaan kamu. Atau untuk yang putri dengan ‘Arjuna’ pilihannya. Ya, sudah, nikah saja. Habis perkara. Iya, nggak? Kalo ternyata masih mikir-mikir karena masih sekolah. Mendingan keinginan itu ‘dikubur’ dulu untuk sementara. Kamu fokuskan dulu belajar. Tapi ingat, jangan coba-coba nekat untuk ‘mendekati’ kekasihmu dengan cara pacaran.

Soalnya Non, pacaran itu adalah pintu gerbang menuju perzinaan. Makanya, kita wanti-wanti banget jangan sampai kamu ngotot melakukan aktivitas baku syahwat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jadi sekali lagi, pacaran islami itu nggak ada dalam kamus ajaran Islam. Kalaupun boleh mengatakan, ada sih ‘pacaran islami’, yakni nikah dulu! Begitu, Non!


SYUBHAT DAN JAWABANNYA
Sebenarnya, keharaman pacaran lebih jelas daripada matahari di siang bolong. Namun begitu, masih ada yang berusaha menolaknya walaupun dengan dalil yang sangat rapuh, serapuh rumah laba-laba Di antara syubhat itu adalah:

Syubhat pertama:
Tidak bisa dipukul rata bahwa pacaran itu haram, karena bisa saja orang pacaran yang Islami, tanpa melanggar syariat.

Tanggapan:
Istilah "Pacaran Islami" itu cuma ada dalam khayalan, dan tidak pernah ada wujudnya. Anggaplah dia bisa menghindari khalwat (berduaan), menyentuh serta menutup aurat, tapi tetap tidak akan bisa menghindari dari saling memandang. Atau paling tidak membayangkan dan memikirkan kekasihnya. Yang mana hal itu sudah cukup mengharamkan pacaran.

Syubhat kedua:
Orang sebelum memasuki dunia pernikahan, butuh untuk mengenal dahulu calon pasangan hidupnya, baik sisi fisik maupun karakter, yang mana hal itu tidak akan bisa dilakukan tanpa pacaran, karena bagaimanapun juga kegagalan sebelum menikah akan jauh lebih ringan daripada kalau terjadi setelah nikah.

Tanggapan:
Memang, mengenal fisik dan karakter calon istri maupun suami merupakan suatu hal yang dibutuhkan orang sebelum memasuki biduk pernikahan, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari, juga tidak terkesan membeli kucing dalam karung. Namun, tujuan ini tidak bisa menghalalkan sesuatu yang haram. Ditambah lagi, bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha menampakkan segala yang baik dengan menutupi kekurangannya di hadapan kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli terhadap perbuatan kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat. (Lihat Faidhul Qodîr oleh Imam Al-Munâwî: 3/454).
 
 
Sumber: http://cintaukhti.blogspot.com

Ngintip ITB yuk.. Ospek MABA ITB bak shalat Jum'at.. Bagaimana dengan UNP?

Menjelang tahun ajaran baru untuk mahasiswa serta banyaknya portal-portal berita Nasional memberitakan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi saat Kegiatan Ospek atau sejenisnya berlangsung.


Kejadian demi kejadian seperti kasus pelecehan dan pemerkosaan bahkan kasus yang menyebabkan hilangnya nyawa mahasiswa kerap menghantui sebagian mahasiswa, terutama mahasiswa perempuan. 

Namun, hal tersebut tidak akan kamu temukan di salah satu kampus terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB). Kegiatan ospek ITB yang populer dengan nama Gamais ITB menghadirkan suasana yang berbeda. Kegiatan-kegiatan seperti tindakan-tindakan kriminal akan berubah menjadi lautan jama'ah yang khusyu dengan shalatnya.
Akankah ospek atau di UNP kita mengenalnya dengan PKKMB berubah menjadi lautan manusia yang berbaris ber-shaf-shaf saat waktu shalat tiba... ?

Formasi bentukan Mahasiswa Baru di ITB...

Bagaimana dengan MABA UNP 15... ?

Ditunggu kreatifitasnya..

Salam Mahasiswa :)

# FSDI FIS UNP 

 

Sumber http://aceh-channel.blogspot.com